Senin, 21 Maret 2011

impian sejati...?

Suatu hari, ada seorang muda
yang bertemu dengan seorang
tua yang bijaksana. Si anak muda
bertanya, “Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan
pengalaman tentunya anda bisa
menjawab semua pertanyaan
saya”. “Apa yang ingin kau ketahui anak muda ?” tanya si orang tua. “Saya ingin tahu, apa sebenarnya yang dinamakan
impian sejati di dunia ini”. Jawab si anak muda. Orang tua itu tidak menjawab
pertanyaan si anak, tapi
mengajaknya berjalan-jalan di
tepi pantai. Sampai di suatu sisi,
kemudian mereka berjalan
menuju ke tengah laut. Setelah sampai agak ke tengah di
tempat yang lumayan dalam,
orang tua itu dengan tiba-tiba
mendorong kepada si anak muda
ke dalam air. Anak muda itu meronta-2, tapi
orang tua itu tidak melepaskan
pegangannya. Sampai kemudian
anak muda itu dengan sekuat
tenaga mendorong keatas, dan
bisa lepas dari cekalan orang tua tersebut. “Hai, apa yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh
saya” tegur si anak muda kepada orang bijak tersebut.
Orang tua tersebut tidak
menjawab pertanyaan si anak,
malah balik bertanya ,”Apa yang paling kau inginkan saat kamu
berada di dalam air tadi ?”. “Udara, yang paling saya inginkan adalah udara”. Jawab si anak muda. “Hmmm, bagaimana kalo saya tawarkan hal yang lain sebagai
pengganti udara, misalnya emas,
permata, kekayaaan, atau umur
panjang ?”tanya si orang tua itu lagi. “Tidak … .. tidak …… tidak ada yang bisa menggantikan udara.
Walaupun seisi dunia ini diberikan
kepada saya, tidak ada yang
bisa menggantikan udara ketika
saya berada di dalam air” jelas si anak muda. “Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau
begitu. KALAU KAMU MENGINGINKAN
SESUATU SEBESAR KEINGINANMU
AKAN UDARA KETIKA KAMU BERADA
DI DALAM AIR, ITULAH IMPIAN
SEJATI” kata si orang tua dengan bijak. Apakah anda saat ini mempunyai
impian sejati ? Banyak orang
yang mengatakan impian mereka
ini, atau itu, tapi sebagian besar
yang mereka sebutkan adalah
keinginan belaka, bukan impian. Keinginan sifatnya tidak
mendesak. Kalo bisa dapat
syukur, nggak dapat juga tidak
apa-apa. Kalo bisa mobil BMW,
kalo nggak, Kijang juga gak
apa-2. Ada pula orang yang
mempersepsikan impian dengan
harapan. Keduanya mirip namun
berbeda. Harapan lebih kepada
sesuatu di masa depan yang
terjadi dengan sendirinya atau atas hasil kerja orang lain.
Campur tangan kita kecil sekali,
atau bahkan tidak ada. Impian
tidak seperti itu. Apapun yang
terjadi, mau tidak mau, dengan
perjuangan sekeras apapun impian itu HARUS tercapai. Impian terbaik seorang manusia
adalah ketika dia berusia
dibawah lima tahun. “Saya mau jadi dokter, mau jadi pilot, mau
jadi pengusaha, dll ……” bukankah itu yang kerap dikatakan oleh
anak-anak anda ? Sayangnya, begitu mereka
menginjakkan kaki di bangku
sekolah, mereka `diharamkan’ membuat kesalahan. Selain itu,
mereka juga mulai diajarkan
melihat realitas dunia – dari sisi yang negatif. Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan di Amerika, seorang
remaja hingga dia berusia 20
tahun, rata-rata akan menerima
20.000 macam kata “NO”. “Jangan nakal, jangan main air, jangan kesana,jangan malas,
jangan pergi, dan ribuan kata
jangan yang lain. Memang
tujuannya baik karena
mengajarkan kepada kita agar
dapat hidup dengan baik. Tapi karena terlampau seringnya
kata “NO’ itu diterima, akan mempengaruhi pula alam bawah
sadar manusia. Sehingga setiap
kali kita memikirkan sesuatu
yang baru, misalnya impian, yang
pertama kali terlintas di benak
kita adalah kata “NO”. Banyak juga orang saat ini
apabila ditanya apa impiannya,
mereka menjawab tidak tahu.
Sungguh malang nasib orang
tersebut, karena orang yang
tidak mempunyai impian sebetulnya secara mental
mereka sudah `mati’ . Mungkin orang-2 tersebut menganggap
hidup adalah suatu nasib,
sehingga sekeras apapun mereka
bekerja
atau setinggi apapun impian
mereka, namun apabila nasib tidak menghendaki mereka
sukses, mereka tidak akan
sukses. Atau ada pula type orang yang
terjebak di dalam `comfort
zone’ , dimana kehidupan mereka saat ini sudah nyaman, atau
setidaknya berkecukupan.
Mereka merasa tidak perlu
membuat suatu impian yang lebih
besar. Mereka mungkin akan
berkata “Ah, buat apa rumah besar-besar … . Bisa ngontrak aja sudah bagus ……” . Type ketiga, ada orang yang
SENGAJA tidak mau membuat
impian, karena …… . malu jika ditertawakan orang lain,
dianggap norak, nggak tau diri,
atau bahkan gila. Nah,
sebenarnya bukan anda yang
norak, tapi karena hidup kita
sudah terlalu penuh dikelilingi oleh orang-orang dengan pikiran
negatif, dimana mereka akan
merasa `tidak suka’ jika ada seseorang yang tadinya
setingkat dengan mereka, lalu
mau pergi ke tingkat yang lebih
tinggi. Mereka akan berusaha
dengan ejekan, sindiran dan
usaha-usaha lain agar anda tetap `selevel’ dengan mereka. Kalau anda ingin membuktikan,
coba besok pagi di kantor,
katakan kepada rekan-2 anda ,
“Saya punya impian untuk jadi orang sukses. Saya akan
berusaha keras mencapainya,
untuk membawa saya dan
keluarga saya ke tingkat yang
lebih baik”. Lalu coba lihat … .. berapa banyak yang
mentertawakan anda … .. Dan coba lihat pula berapa orang
yang mendukung anda. Mungkin
hampir tidak ada yang
mendukung anda. Masih maukah
anda meraih impian tersebut … .. setelah anda ditertawakan … .? Saya yakin kita saat ini masih
mampu menciptakan impian-2
kita, asalkan kita mau
menghilangkan segala penghalang
di dalam benak kita. Cobalah
untuk berpikir bebas, seperti anak berusia 5 tahun. Jangan
hiraukan apa yang dikatakan
orang tentang impian anda, tapi
berusahalah agar impian itu
tercapai. Memang benar, kita tidak akan
bisa mencapai semua impian kita.
Tapi tanpa punya impian, anda
tidak akan meraih apa-apa.
Ciptakan impian, lakukan
kerjanya, dan raih hasilnya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog