Minggu, 03 April 2011

sejarah filsafat dunia

Filsafat Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-
percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan
ke dalam sebuah proses
dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama
dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat
filasafat menjadi sebuah ilmu
yang pada sisi-sisi tertentu
berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu
spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.
Filsafat juga bisa berarti
perjalanan menuju sesuatu
yang paling dalam, sesuatu
yang biasanya tidak tersentuh
oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal. Etimologi Kata falsafah atau filsafat
dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ﺔﻔﺴﻠﻓ , yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini,
kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari
kata-kata (philia =
persahabatan, cinta dsb.) dan
(sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya
adalah seorang “pencinta kebijaksanaan ”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini
lebih mirip dengan aslinya.
Dalam bahasa Indonesia
seseorang yang mendalami
bidang falsafah disebut "filsuf". Klasifikasi filsafat Plato (sebelah kiri) dan Aristotle (kanan), menurut lukisan Raffaelo Sanzio pada tahun 1509 Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang
sama , menanggapi, dan
meneruskan karya-karya
pendahulunya sesuai dengan
latar belakang budaya , bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Oleh karena itu, filsafat biasa
diklasifikasikan menurut
daerah geografis dan latar
belakang budayanya. Dewasa
ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut
wilayah dan menurut latar
belakang agama. Menurut
wilayah bisa dibagi menjadi:
“Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi
menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen ”. Filsafat Barat Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara
akademis di universitas-
universitas di Eropa dan
daerah-daerah jajahan
mereka. Filsafat ini
berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno. Tokoh utama filsafat Barat
antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer , Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. Dalam tradisi filsafat Barat,
dikenal adanya pembidangan
dalam filsafat yang
menyangkut tema tertentu. Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada.
Dalam bidang ini, hakikat
yang ada dan keberadaan
(eksistensi) secara umum
dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta
dibahas dalam Kosmologi. Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan
wilayah pengetahuan
(episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas
berbagai hal tentang
pengetahuan seperti batas,
sumber, serta kebenaran
suatu pengetahuan. Aksiologi membahas masalah nilai atau norma
yang berlaku pada
kehidupan manusia. Dari
aksiologi lahirlah dua
cabang filsafat yang
membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika . Etika , atau filsafat moral, membahas tentang
bagaimana seharusnya
manusia bertindak dan
mempertanyakan
bagaimana kebenaran dari
dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik
yang dibahas di sini adalah
soal kebaikan, kebenaran,
tanggung jawab, suara
hati, dan sebagainya. Estetika membahas mengenai keindahan dan
implikasinya pada
kehidupan. Dari estetika
lahirlah berbagai macam
teori mengenai kesenian
atau aspek seni dari berbagai macam hasil
budaya. Filsafat Timur Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama
berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah- daerah lain yang pernah
dipengaruhi budayanya.
Sebuah ciri khas Filsafat Timur
ialah dekatnya hubungan
filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih
juga bisa dikatakan untuk
Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan , tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong. Filsafat Timur Tengah Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya
merupakan para filsuf yang
bisa dikatakan juga
merupakan ahli waris tradisi
Filsafat Barat. Sebab para filsuf
Timur Tengah yang pertama- tama adalah orang-orang
Arab atau orang-orang Islam
dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka. Lalu
mereka menterjemahkan dan
memberikan komentar
terhadap karya-karya Yunani.
Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani,
para filsuf Timur Tengah ini
mempelajari karya-karya
yang sama dan bahkan
terjemahan mereka dipelajari
lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran dan Averroes . Filsafat Islam Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh
cendekianya adalah muslim.
Ada sejumlah perbedaan besar
antara filsafat Islam dengan
filsafat lain. Pertama, meski
semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali
karya filsafat Yunani
terutama Aristoteles dan
Plotinus, namun kemudian
menyesuaikannya dengan
ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih
'mencari Tuhan', dalam filsafat
Islam justru Tuhan 'sudah
ditemukan, dalam arti bukan
berarti sudah usang dan tidak
dbahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan
perhatiannya kepada manusia
dan alam, karena sebagaimana
kita ketahui, pembahasan
Tuhan hanya menjadi sebuah
pembahasan yang tak pernah ada finalnya. Filsafat Kristen Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja
untuk menghadapi tantangan
zaman di abad pertengahan.
Saat itu dunia barat yang
Kristen tengah berada dalam
zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai
mempertanyakan kembali
kepercayaan agamanya.
Filsafat Kristen banyak
berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua
filsuf Kristen adalah teologian
atau ahli masalah agama.
Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura Munculnya Filsafat Filsafat, terutama Filsafat
barat muncul di Yunani
semenjak kira-kira abad ke 7
S.M.. Filsafat muncul ketika
orang-orang mulai
memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan
lingkungan di sekitar mereka
dan tidak menggantungkan
diri kepada [agama] lagi untuk
mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya
mengapa filsafat muncul di
Yunani dan tidak di daerah
yang beradab lain kala itu
seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di
Yunani, tidak seperti di daerah
lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang
bisa diberi gelar filsuf ialah
Thales dari Mileta, sekarang di
pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Sokrates , Plato dan Aristoteles . Sokrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat
bahwa sejarah filsafat tidak
lain hanyalah “Komentar- komentar karya Plato
belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat
besar pada sejarah filsafat. Buku karangan plato yg
terkenal adalah berjudul
"etika, republik, apologi,
phaedo, dan krito". Sejarah Filsafat Barat Sejarah Filsafat Barat bisa
dibagi menurut pembagian
berikut: Filsafat Klasik, Abad
Pertengahan, Modern dan
Kontemporer. Klasik "Pra Sokrates": Thales - Anaximander - Anaximenes - Pythagoras - Xenophanes - Parmenides - Zeno - Herakleitos - Empedocles - Democritus - Anaxagoras "Zaman Keemasan": Sokrates - Plato - Aristoteles Abad Pertengahan "Skolastik": Thomas Aquino Modern Machiavelli - Giordano Bruno - Francis Bacon - Rene Descartes - Baruch de Spinoza- Blaise Pascal - Leibniz - Thomas Hobbes - John Locke - George Berkeley - David Hume - William Wollaston - Anthony
Collins - John Toland - Pierre
Bayle - Denis Diderot - Jean le Rond d'Alembert - De la
Mettrie - Condillac - Helvetius -
Holbach - Voltaire - Montesquieu - De Nemours - Quesnay - Turgot - Rousseau -
Thomasius - Ch Wolff -
Reimarus - Mendelssohn - Lessing - Georg Hegel - Immanuel Kant - Fichte - Schelling - Schopenhauer - De
Maistre - De Bonald -
Chateaubriand - De Lamennais
- Destutt de Tracy - De Volney
- Cabanis - De Biran - Fourier -
Saint Simon - Proudhon - A. Comte - JS Mill - Spencer -
Feuerbach - Karl Marx - Soren Kierkegaard - Friedrich Nietzsche - Edmund Husserl Kontemporer Jean Baudrillard - Michel Foucault - Martin Heidegger - Karl Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre - Albert Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques Derrida - Mahzab Frankfurt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog