Selasa, 05 April 2011

(KODE PTK-0052) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KOOPERATIF INTEGRASI MEMBACA DAN KOMPOSISI (CIRC) (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah modal bagi
seseorang untuk mempelajari
buku dan mencari informasi
tertulis. Membaca bagi seorang
siswa juga menjadi modal
agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain
membaca, menulis juga harus
dikuasai oleh siswa agar siswa
dapat mengikuti
pembelajaran dengan lancar.
Karena itu, kemampuan membaca dan menulis bagi
siswa menjadi modal utama
untuk dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar
atau kegiatan pembelajaran.
Membaca dan menulis merupakan dasar bagi
seseorang untuk dapat
melakukan komunikasi secara
tertulis. Komunikasi
merupakan satu hal yang
penting bagi manusia untuk dapat tetap bertahan hidup
dan bermasyarakat. Tanpa
komunikasi, maka manusia
tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri.
Karena itulah maka komunikasi sangat penting
bagi manusia dalam menjalani
hidup di dunia ini. Salah satu
bekal untuk dapat
berkomunikasi tersebut
manusia harus dapat membaca dan menulis.
Kemampuan membaca dan
menulis tersebut
dimaksudkan untuk dapat
memahami bahasa
komunikasi. Bahasa merupakan salah satu alat
untuk berkomunikasi dan
sangat besar fungsinya.
Karena pentingnya membaca
dan menulis, maka hal
tersebut diajarkan kepada siswa di sekolah. Dengan
belajar dan menulis, maka
siswa akan dapat melakukan
komunikasi dalam kehidupan
sosialnya sehari-hari.
Pentingnya kemampuan membaca dan menulis bagi
siswa menjadikan
pembelajaran membaca dan
menulis menjadi pelajaran
paling awal yang harus diikuti
oleh siswa. Karena itu, pelajaran membaca dan
menulis permulaan
dimasukkan dalam kurikulum
sekolah dasar pada kelas I.
Namun demikian, adanya
tuntutan jaman yang semakin canggih dan cepat, pelajaran
membaca dan menulis telah
dikenalkan kepada para
peserta didik di TK. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi
kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa
ketika masuk ke sekolah
tingkat dasar.
Pembelajaran membaca dan
menulis permulaan
merupakan bagian dari pembelajaran bahasa. Bahasa
merupakan alat penting bagi
manusia untuk komunikasi
(Gorys Keraf, 980: 1). Selain
itu, bahasa merupakan sarana
berpikir keilmuan (Herman J Waluyo, 2006: 30). Sebagai
sarana komunikasi dan juga
sebagai sarana berpikir
keilmuan, maka bahasa
menjadi vital dan penting
untuk dipelajari. Pembelajaran bahasa dimulai dari
pembelajaran membaca dan
menulis.
Kurikulum sekolah di
Indonesia saat ini, yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006: 22) di
dalamnya mencantumkan
pelajaran bahasa Indonesia
sebagai salah satu mata
pelajaran wajib. Sebagai
pelajaran wajib, maka semua siswa mendapatkan
pembelajaran bahasa
Indonesia. Pembelajaran
bahasa Indonesia bertujuan
agar peserta didik memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan
maupun tertulis.
Pembelajaran di sekolah
memerlukan pengelolaan yang baik agar dapat
diperoleh pembelajaran yang
efektif. Pembelajaran yang
efektif adalah suatu
pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan spesifik,
ilmu pengetahuan, dan sikap
serta membuat siswa senang
(Dick E Reiser, 1998).
Sementara itu Dunne & Wragg
(1996) menjelaskan bahwa pembelajaran efektif
memudahkan siswa belajar
sesuatu yang bemanfaat
seperti fakta, keterampilan,
nilai, konsep, cara hidup serasi
dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.
Karena itulah untuk dapat
memperoleh pembelajaran
yang efektif guru harus dapat
mengelola kegiatan belajar
mengajar dengan sebaik- baiknya, yaitu kegiatan
belajar yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Hal ini
sebagaimana dikemukakan
oleh A Malik Fajar bahwa
secara umum KBM di sekolah harus menyenangkan,
mengasikkan, mencerdaskan,
dan menguatkan daya pikir
siswa, yang berpedoman pada
tujuan, sehingga KBM akan
lebih efektif (pengelolaan KBM, 2003. 1).
Pembelajaran yang efekti
merupakan pembelajaran
yang dilakukan untuk dapat
meningkatkan mutu
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan saat ini
merupakan suatu hal yang
segera harus dilakukan.
Mengingat mutu pendidikan
saat ini mulai menurun,
terutama pendidikan moral yang dapat dilihat dari hasil
pendidikan yang saat ini
banyak yang tidak memiliki
moral. Banyaknya pejabat
yang melakukan tindakan
amoral merupakan salah satu petunjuk bahwa pendidikan
di Indonesia belum
memperoleh hasil
sebagaimana yang
diharapkan. Rendahnya mutu
pendidikan dikarenakan oleh kegiatan pendidikan yang
tidak berkualitas. Untuk dapat
menghasilkan lulusan yang
berkualitas, maka hal tersebut
hanya dapat dihasilkan
melalui pendidikan yang berkualitas juga (Umaedi,
1999: 1).
Pembelajaran bahasa
Indonesia hingga saat ini
belum menampakkan hasil
yang maksimal. Banyak siswa yang tidak dapat
menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar. Dapat dilihat di
beberapa jenjang pendidikan
termasuk pendidikan tinggi, bahkan para lulusan
perguruan tinggi sering
melakukan kesalahan dalam
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia sering
terlihat pada kegiatan
menulis. Rendahnya
kemampuan lulusan sekolah
dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dikarenakan
pembelajaran bahasa
Indonesia yang kurang
berhasil.
Kurangnya keberhasilan
pembelajaran bahasa Indonesia dikarenakan guru
tidak melakukan pengelolaan
kegiatan pembelajar mengajar
sebagaimana mestinya. Perlu
diketahui bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat tiga aspek dalam
pembelajaran (Lindgren, 1976).
Ketiga aspek tersebut,
pertama, siswa yang
merupakan faktor yang
paling penting karena tanpa siswa tidak akan ada proses
belajar. Kedua, proses belajar
yaitu apa saja yang dihayati
siswa apabila mereka belajar,
bukan apa yang harus
dilakukan pendidik untuk mengajarkan materi pelajaran
melainkan apa yang
dilakukan siswa untuk
mempelajarinya. Ketiga,
situasi belajar, yaitu
lingkungan temapt terjadinya proses belajar dan semua
factor yang mempengaruhi
siswa atau proses belajar
seperti pendidik, kelas dan
interaksi di dalamnya.
Pembelajaran bahasa dimulai dari membaca dan menulis.
Pembelajaran membaca dan
menulis dimulai sejak anak
masuk di kelas I sekolah
dasar. Dalam hal ini, siswa
belajar membaca dan menulis permulaan. Belajar membaca
dan menulis permulaan yaitu
belajar mengenal huruf, bunyi
huruf, merangkai huruf
menjadi suku kata, merangkai
suku kata menjadi kata, dan akhirnya merangkai kata
menjadi kalimat.
Pembelajaran membaca dan
menulis permulaan pada siswa
kelas I dimaksudkan agar
siswa dapat memiliki keterampilan membaca dan
menulis. Keterampilan
membaca dan menulis dalam
hal ini merupakan
keterampilan dalam tingkat
dasar, yaitu siswa dapat membaca dan menulis dengan
lancar.
Agar keterampilan membaca
dan menulis permulaan pada
siswa SD dapat dilakukan
dengan baik serta diperoleh hasil yang maksimal,
diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang efektif
dan efisien. Mengingat
pentingnya pelajaran
membaca dan menulis permulaan sebagai dasar
untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, maka perlu
diupayakan suatu alternatif
strategi pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya dalam pembelajaran membaca dan
menulis permulaan di SD yang
tepat. Keluhan tentang
kekurang terampilan siswa
dalam membaca dan menulis
di SD pada pelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini
masih dirasakan, bahkan
dalam kenyataan ada keluhan
guru yang mengajar di kelas
II dan III SD masih ada siswa
yang belum dapat membaca dan menulis. Banyak faktor
yang mempengaruhi keadaan
tersebut, namun utamanya
adalah dalam pembelajaran
membaca dan menulis
permulaan. Keberhasilan pembelajaran membaca dan
menulis permulaan
memerlukan dukungan dari
beberapa faktor, antara lain
adalah faktor keluarga,
fasilitas, motivasi, dan terutama adalah metode
pembelajaran yang sesuai.
Kemampuan membaca dan
menulis permulaan pada siswa
kelas I yang berada di daerah
perkotaan dan pedesaan tentunya juga memiliki
perbedaan. Kasus yang sama
juga dapat terjadi antara
sekolah dengan tingkatan
menengah atas dengan
sekolah pada tingkatan menengah bawah. Hal ini
tentunya dapat menjadi
perhatian tersendiri bagi pada
praktisi pendidikan. Karena
itu, sangat perlu dilakukan
penelitian agar gap atau jarak antara sekolah dengan
kategori menengah atas
dengan menengah bawah
tidak telalu jauh.
Berbagai metode dan
pendekatan pembelajaran membaca dan menulis
permulaan pada siswa kelas I
cukup banyak. Banyaknya
metode tersebut tentunya
memerlukan kemampuan
guru untuk memilih metode yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi. Karena
setiap metode memiliki
kelebihan dan kelemahan
yang berbeda-beda. Karena
itulah maka guru harus dapat memahami kelasnya masing-
masing agar dapat memilih
metode yang tepat untuk
kelasnya.
Siswa kelas I di Sekolah Dasar
Negeri X selama ini masih memiliki kemampuan menulis
dan membaca yang rendah.
Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Salah satu
faktor yang mungkin
mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa tersebut
adalah pada metode
pembelajaran yang digunakan
guru selama ini. Oleh karena
itu, perlu dilakukan
eksperimen atau tindakan pembelajaran dengan metode
yang berbeda. Salah satu
metode yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis permulaan adalah dengan
metode pembelajaran
kooperatif Integrasi Membaca
dan Komposisi (CIRC). Karena
itulah maka penelitian ini
dilakukan untuk mencoba menggunakan metode
pembelajaran kooperatif
Integrasi Membaca dan
Komposisi (CIRC) dalam
pembelajaran membaca dan
menulis permulaan bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran
kooperatif Integrasi Membaca
dan Komposisi (CIRC) dalam
upaya meningkatkan
kemampuan membaca dan
menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri X?
2. Apakah penerapan metode
pembelajaran kooperatif
Integrasi Membaca dan
Komposisi (CIRC) dapat
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan pada siswa kelas I
SD Negeri X? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan dan
menjelaskan penerapan
metode pembelajaran kooperatif Integrasi Membaca
dan Komposisi (CIRC) dalam
upaya meningkatkan
kemampuan membaca dan
menulis permulaan pada siswa
kelas I SD Negeri X. 2. Meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis
permulaan dengan penerapan
metode pembelajaran
kooperatif Integrasi Membaca
dan Komposisi (CIRC) pada siswa kelas I SD Negeri X. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan
penelitian, maka penelitian ini
diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan
membaca menulis permulaan.
b. Hasil penelitian diharapkan
dapat meningkatkan
keaktifan, motivasi, minat, dan partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Hasil penelitian dapat
menjadi wawasan bagi guru
dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif
Integrasi Membaca dan
Komposisi (CIRC).
b. Hasil penelitian dapat
menjadi bahan inspirasi untuk
menentukan metode lain dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar.
3. Bagi sekolah
Bagi sekolah diharapkan dapat
digunakan untuk
meningkatkan prestasi sekolah secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog