Sabtu, 09 April 2011

Harapan itu akan slalu ada dan tak kan pernah sirna

Selalu ada harapan bukanlah sesuatu yang klise.
Harapan itu masih ada,
harapan itu tidak pernah sirna. Jika Anda berpikir
sebaliknya, silahkan Anda
baca artikel ini. Dan, bagi
Anda yang setuju bahwa
harapan itu tidak pernah
sirna, maka dengan membaca artikel ini Anda
akan lebih optimis lagi. Mengapa memiliki harapan
begitu penting dalam hidup?
Sebab, tanpa harapan,
artinya hidup Anda selesai.
Banyak orang yang
mengakhiri hidupnya (dalam artian harfiah maupun
kiasan) karena mereka sudah
tidak lagi memiliki harapan. Lalu bagaimana agar asa itu
tetap ada tidak terputus? Harapan Akan Berbanding
Lurus dengan Ilmu Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Tuhan-nya, kecuali
orang-orang yang sesat “. (QS. Al Hijr:56) Hanya orang sesat, yaitu
mereka yang tidak memiliki
ilmu, yang berputus asa dari
rahmat-Nya. Mungkin saja,
ada orang yang merasa
sudah berilmu, bahkan memiliki gelar profesor,
tetapi jika dia masih
berputus asa, artinya dia
masih sesat. Untuk itulah,
agar kita terhindar dari
putus asa, jangan pernah berhenti untuk menuntut
ilmu. Anda akan tersesat dalam
perjalanan, jika Anda tidak
tahu jalan yang sedang Anda
tempuh. Anda bisa
mempersiapkan ilmu
sebelum perjalanan atau Anda bisa bertanya saat
dalam perjalanan sehingga
Anda mengetahui jalan yang
benar. Dan ini bisa Anda
aplikasikan untuk berbagai
hal lainnya seperti dalam pendidikan, karir, dan bisnis.
Belajarlah, Anda tidak akan
tersesat dan harapan itu
tidak pernah sirna. Ada banyak tempat untuk
belajar menuntut ilmu.
Kuncinya ada mau membuka
hati untuk menerima ilmu
dari mana pun datangnya.
Tidak ada ilmu yang sia-sia. Seringkali, kita sendiri yang
menutup hati karena ilmu
yang kita dapat tidak sesuai
dengan yang kita inginkan. Kadang, banyak orang yang
terjebak. Dia belajar bukan
untuk mencari jalan yang
benar, tetapi untuk
membenarkan apa yang dia
lakukan. Jika ternyata tidak mendukung, maka dia akan
menolaknya. Oleh karena itu,
jika kita menemukan
pengetahuan dan ilmu yang
mungkin tidak kita sukai,
tetaplah membuka hati kita, karena bisa jadi (bukan
pasti) itu adalah sesuatu
yang benar. Fondasinya Adalah Iman Pekerjaan, tugas, dan
dakwah bisa jadi sebuah
beban yang sangat besar.
Saat kita merasa berat,
bahkan diri ini hampir-
hampir roboh memikulnya, artinya fondasi dalam diri
kita masih lemah. Fondasi
kita itu tiada lain adalah
iman. Satu ayat terakhir QS Al
Baqarah sering kali menjadi
penyembuh bagi mereka
yang berputus asa. Mereka
yang merasa tidak sanggup,
namun saat diingatkan bahwa seberat apa pun
beban yang kita pikul, pasti
manusia akan sanggup
memikulnya, maka mereka
kembali bersemangat lagi.
Bagaimana tidak? Yang mengatakannya adalah Allah
Subhanahu wa ta ’ala, pasti benar. Ya, tentu saja. Orang beriman
akan merasakan semangat
kembali. Mereka yakin
dengan apa yang tertulis
dalam Al Quran. Mereka
menjadi semangat kembali dan harapan itu tidak pernah
sirna. Namun berbeda
dengan orang yang tidak
beriman atau yang lemah
imannya, meski kita
sebutkan ayat itu berkali- kali, mereka tetap saja
mengatakan tidak sanggup,
terlalu berat, keterlaluan,
dan berputus asa. Tumbuhkanlah iman itu.
Yakinlah bahwa apa yang
dikatakan Allah dalam QS Al
Baqarah: 286 itu benar secara
mutlak. Anda tidak akan
pernah putus asa, Anda akan tetap memiliki harapan. Jika Anda orang beriman,
saat Anda mendengar ayat
ini: Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.
(QS. Al Baqarah:286 ), maka harapan Anda akan
tumbuh kembali. Harapan itu
tidak pernah sirna selama
iman ada di dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog